Jumat, 27 Juli 2012

Menulis yang Menyembuhkan


Tahun 2007, sesudah Pilkada DKI Jakarta, aku mulai mencoba menuliskan apa saja yang ingin kutuliskan ke dalam sebuah blog. Aku sendiri mengetahui bagaimana cara membuat dan menulis di media tersebut dari sebuah majalah komputer yang kubeli di toko buku. Memang, saat itu tulisan-tulisanku masih kaku dan bahasanya belum mengalir sehingga kurang bisa dinikmati pembacanya. Namun, aku tidak menyerah dan tetap menulis dan menulis. Tulisanku mengalami kemajuan pada tahun 2009 karena pengalaman pribadi yang kualami. Bukan pengalaman yang menyenangkan meamng, namun dari sanalah kutemukan passion-ku pada dunia tulis menulis. Setiap kali berhasil menyelesaikan satu tulisan, kurasakan adanya kesembuhan dalam diriku. Ada perasaan lega seakan beban di pundak terlepaskan dan kebahagiaan bisa berbagi dengan orang lain. Semoga semua menjadi bagian dari amal shalehku dan sebagai bekal di kehidupan abadi nanti.

Dalam beberapa tulisanku, kuceritakan kisah-kisah penyembuhan yang kulakukan semampuku sebagai seorang manusia yang lemah dan tiada daya upaya melainkan atas perkenan dan izinNya. Aku memang memiliki semacam passion untuk melakukan penyembuhan walau aku bukan orang yang secara khusus belajar di bidang kesehatan dan kedokteran. Aku hanya mengandalkan teknik EFT dan Quantum Touch yang pernah kupelajari, baik dari training ataupun dari sesama relawan. Walaupun demikian, sudah cukup banyak orang yang terbantu oleh kemampuanku itu, walaupun tidak semua memberi hasil yang memuaskan. Dalam suatu event pendidikan untuk anak-anak dhuafa, aku pernah menterapi lebih dari 10 orang anak. Saat mengikuti event tersebut, cukup banyak anak yang sakit dan memerlukan pertolongan agar bisa sembuh. Pernah pula seorang anak tetangga tangannya bengkak entah karena apa, kucoba terapi dengan teknik Quantum Touch yang kupelajari dari sesama relawan saat bertugas di Padang ketika terjadi gempa besar tahun 2009 lalu. Beberapa kegiatan baksos penyembuhan non medis yang pernah kuikuti juga pernah kuceritakan di blogku. 



Selain sharing tentang penyembuhan, aku juga suka menulis untuk membagi teknik - teknik dan metode penyembuhan yang kuketahui. Walaupun belum layak disebut trainer karean pengalamanku yang masih minim, aku tetap menuliskan teknik dan metode tersebut. Harapanku, makin banyak orang yang bisa mempelajari penyembuhan alami teresebut sehingga tidak terlalu tergantung pada penyembuhan medis yang mahal dan punya banyak efek samping yang kurang baik bagi kesehatan. Richard Gordon, pendiri Quantum Touch, pernah mengatakan dalam bukunya yang berjudul Quantum Touch,  "All healing is Self Healing (semua penyembuhan adalah penyembuhan oleh diri sendiri)'. Diri kitalah yang seharusnya menjadi "penyembuh" bagi kita, bukan dokter, perawat, tabib atau yang lainnya. Dengan tidak menafikan bantuan dan dukungan pihak lain, kesehatan dan penyembuhan kita hendaknya menjadi tanggung jawab kita sendiri. Perjalanan mempelajari dan mempraktekkan energy healing mungkin bukan hal yang mudah.  Saya pun masih terus belajar.  Namun, saya percaya bahwa hadiah yang paling membahagiakan bagi seorang healing facilitator adalah kebahagiaan yang terpancar orang yang dia bantu untuk sembuh. Sungguh sebuah pengalaman yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata seindah apapun.


Sebagai seorang yang awam terhadap spesifikasi teknis komputer, tentu aku tidak tahu banyak tentang kandungan teknis dari Sony VAIO E14P Calm & Independent. Namun, warna putih dengan semburat biru yang menenangkan tentu cocok untuk siapa pun yang mencintai kegiatan yang bermanfaat dan menyembuhkan seperti menulis. Warna tersebut mengingatkan siapapun yang melihatnya pada awan-awan putih di langit yang biru yang menyiratkan harapan dan impian. Sebagaimana impian dan harapanku membantu menyembuhkan sebanyak mungkin orang melalui tulisan dan penyembuhan.

tulisan ini diikutkan dalam lomba BecauseIt’sMe yang diselenggarakan femaledaily

Sabtu, 14 Juli 2012

Berjilbab Tapi Kok Merokok?

Salah satu fenomena yang sangat memperihatinkan saat ini adalah semakin banyaknya kaum perempuan yang merokok. Bahkan, menurut situs tempo.co, jumlah perokok perempuan meningkat empat kali lipat pada rentang waktu 1995-2007. Tahun 2007, ada 4,8 juta perempuan perokok dari yang sebelumnya hanya 1,1 juta perokok pada tahun 1995. Dari banyak perempuan yang merokok itu, bukan tidak mungkin ada yang sudah menutup auratnya. Namun, mereka yang sudah menutup aurat itu belum mampu menghentikan kecanduannya merokok. Sehingga, akhirnya kita pun menyaksikan sebuah tabrakan kepentingan antara yang baik dan yang buruk. Jilbab tetap dikenakan dan rokok pun tetap dihisap dan asapnya tetap dihembuskan.

Sebelum terjadi polemik berkepanjangan, mari sama-sama kita dudukkan persoalan ini pada tempatnya. Banyak orang yang mengganggap bahwa para perempuan berjilbab itu tingkat kesuciannya sudah setingkat di bawah malaikat bersayap atau para bidadari dalam surga. Sehingga, banyak diantara mereka yang terkejut ketika menyaksikan ada perempuan berjilbab yang melakukan hal-hal yang kurang baik seperti merokok. Anggapan itu pula yang membuat banyak muslimah enggan berjilbab karena merasa diri belum cukup "suci" untuk melakukan kewajiban itu. "Sebaiknya saya menjilbabi hati saya dulu deh" demikian kata sebagian dari mereka.

Jilbab, hijab dan menutup aurat adalah kewajiban bagi kaum muslimah. Hijab adalah bagian dari syariat Islam yang harus dilaksanakan oleh para penganut agama tersebut. Hijab adalah masalah lahiriah yang dapat dilihat dengan mata kepala manusia. “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” demikian firman Allah SWT dalam QS. Al Ahzab: 59. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA, dikisahkan bahwasanya Asma` binti Abubakar telah masuk ke ruangan Nabi SAW dengan berpakaian tipis/transparan, lalu Rasulullah SAW berpaling seraya bersabda : "Wahai Asma` sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidl) tidak boleh baginya untuk menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini (Rasulullah menunjuk muka dan telapak tangan)." (HR. Abu Dawud)

Adapun hati atau qolbu adalah masalah batin yang tidak tercapai oleh mata kepala manusia. hanya Allah SWT dan manusia itu sendirilah yang tahu isi hatinya. Bahkan, yang mampu membolak balik hati hanya Allah SWT, bukan manusia itu sendiri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya semua hati manusia berada di antara dua jari dari jari-jari ar-Rahman (Allah Ta’ala), seperti hati yang satu, yang Dia akan membolak-balikkan hati tersebut sesuai dengan kehendak-Nya”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa: “Wahai Allah Yang membolak-balikkan hati (manusia), palingkanlah hati kami untuk (selalu) taat kepada-Mu" Hadits Sahih Riwayat Muslim (no. 2654). Allah SWT hanya akan meneguhkan hati mereka yang rajin menyucikan jiwanya melalui proses tazkiyatun nafs dan yang sungguh-sungguh mempelajari dan mengamalkan syariatNya dalam kehidupan. Termasuk di dalam pengamalan syariat itu adalah dengan berhijab dan menutup aurat. Sehingga, amat sangat mungkin terjadi adanya muslimah yang sudah berhijab atau berjilbab namun masih suka merokok atau melakukan hal-hal yang kurang baik lainnya. Semua itu memang manusiawi namun bukan berarti tidak perlu diperbaiki.

Maka, bisa jadi ada seorang muslimah yang sebelum berhijab sudah merokok. Dia bisa saja merokok untuk mengalihkan perhatiannya dari persoalan hidup sehari-hari atau karena pergaulan. Saat sudah berhijab, bukan lantas dia otomatis bisa meninggalkan kecanduan merokoknya. Orang itu masih harus mengatasi kecanduan tersebut, bisa dengan konseling, terapi-terapi tertentu seperti EFT (Emotional Freedom Technique) atau dengan memaksa diri untuk tidak merokok. Belum lagi masalah-maasalah psikologis lainnya yang juga harus diselesaikan, yang mendorong orang itu menjadi perokok. Namun yang jelas, sambil berusaha mengatasi semua masalah tersebut, si muslimah tetap bisa dan tetap harus berhijab untuk menutup auratnya sesuai tuntunan syariah. Tidak perlu menunggu sampai semua masalah teratasi baru berhijab karena hidup itu sendiri kumpulan persoalan dan masalah. 
 
Manusia adalah makhluk yang kompleks karena meliputi tubuh, jiwa dan pikiran. Manusia yang baik bukanlah manusia yang tidak pernah melakukan perbuatan dosa dan kesalahan. Manusia yang baik adalah manusia yang penuh dosa dan banyak berbuat salah namun bersedia memperbaiki semua kesalahan tersebut semaksimal mungkin. Jilbab dan simbol-simbol keagamaan yang dikenakan seseorang hendaknya dijadikan sebagai bagian dari motivasi untuk memperbaiki dirinya. "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu"; maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti" [QS. Ali Imran: 193].


Semoga bermanfaat


Related Links

Jilbab Lebih Menjaga Dirimu


Kebebasan Wanita Jilid 1

Tuntunan Bertaubat kepada Allah SWT