Rabu, 29 Januari 2020

Resah Akibat Korupsi Bensin

Dalam sebuah acara konsultasi keagamaan di sebuah radio swasta, ada telepon masuk untuk bertanya pada ustadz yang mengasuh acara tersebut. Penanya adalah seorang yang pernah berprofesi sebagai seorang supir yang bertugas membawa kendaraan majikannya. Sang penanya kini sudah memiliki sebuah rumah yang sederhana untuk ditempati bersama keluarganya. Namun, untuk memperoleh rumah tersebut, dia banyak melakukan "korupsi bensin", yaitu me-markup jumlah angka pembelian bensin atau membeli bensin kurang dari seharusnya. Jika dia minta anggaran untuk beli bensin 10 liter misalnya, dia hanya membeli 8 liter dan meminta bon kosong pada petugas SPBU.

Sekarang, dia merasa resah atas kecurangan yang dulu pernah dia lakukan. Dalam konsultasi tersebut, dia menanyakan hal itu pada ustadz pengasuh untuk mendapatkan solusinya. Ustadz pengasuh pun menyarankan agar si mantan supir itu meminta kerelaan mantan majikannya dan jika perlu mengganti kerugian yang dialaminya. Jika tidak, maka akan ada perhitungan yang berat di akhirat nanti terhadap kezaliman yang pernah dilakukan tersebut. Namun, jika dia sudah berusaha namun tidak bisa menemukan sang mantan majikan, maka Insya Allah dia sudah menebus kesalahannya dan bisa mengalihkan apa yang pernah dia selewangkan itu dalam bentuk sedekah kepada yang membutuhkan.

Beratnya penghidupan kadang membuat orang lupa dan gelap mata. Mereka seringkali menghalalkan cara apapun agar bisa memenuhi kebutuhannya dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Padahal, setiap kezaliman pasti akan menghancurkan keberkahan dalam hidup di dunia dan akan diperhitungkan seadil-adilnya di akhirat nanti. Teringat kembali akan perkataan seorang motivator yang kira-kira isinya, "Jaman sekarang memang susah mencari pekerjaan, namun lebih sulit lagi mencari orang yang sungguh-sungguh mau bekerja dan benar-benar dapat dipercaya saat melakukan pekerjaannya. Jaman sekarang memang susah mencari orang yang mau memodali usaha, namun lebih sulit lagi mencari orang yang benar-benar mau mengelola modal yang diberikan dengan amanah dan penuh integritas.

Selasa, 28 Januari 2020

Kebaikan

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar." 

(QS 4:114). 

Ketiga kebaikan yang disebutkan dalam surat seakan menjadi penawar atas tiga hal yang bisa membinasakan manusia, yaitu:

 "Tiga hal yang membinasakan : Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri." (HR. Thobroni). 

Kekikiran yang bisa membuat seseorang tercegah dari memberi dan membantu sesamanya bisa disembuhkan dengan sedekah, hawa nafsu yang mendorong orang berbuat munkar bisa dicegah dengan perbuatan-perbuatan makruf dan banyak konflik yang diakibatkan kekaguman orang akan diri sendiri bisa dicegah dengan memberi maaf dan memaafkan.

semoga bermanfaat