Kamis, 06 Februari 2020

Antara Bekerja dan Beribadah

Ketika tidak lagi membedakan antara beribadah dan bekerja, sesungguhnya kita telah berubah dari seorang manusia sekuler menjadi manusia spiritual

– I Love Monday by Arvan Pradiansyah

Dalam dunia yang serba materialistik ini, yang namanya bekerja dan beribadah seringkali ditempatkan di dua ujung yang sangat berjauhan. Ibadah, terutama ritual, dianggap sebagai sesuatu yang suci, jauh dan tinggi sementara pekerjaan yang bersifat duniawi seakan menjadi sesuatu yang profan dan sekuler. Tuhan hanya hadir di tempat ibadah dan tidak hadir saat kita bekerja mencari nafkah.

Padahal esensi bekerja adalah melayani orang lain sebaik mungkin dan melayani adalah sesuatu yang bersifat spiritual. Tingkat spiritualitas dalam bekerja melayani orang-orang yang membutuhkan kemampuan kita dengan sepenuh hati sama tingginya dengan spiritualitas saat beribadah pada Tuhan. Apalagi, jika pekerjaan itu memang sesuai dengan “calling” yang ada dalam diri kita, yang sesungguhnya merupakan skenario Tuhan bagi kehadiran diri kita di dunia ini.

Keindahan dalam hidup dan pekerjaan akan kita rasakan ketika kita tidak lagi mampu membedakan antara beribadah dan bekerja. Saat itulah, pekerjaan kita sama bermaknanya dengan beribadah secara ritual untuk menyembah langsung pada Yang Maha Kuasa. Tempat kerja bagi kita akan sama sucinya dengan tempat kita beribadah sehingga pekerjaan kita memiliki nilai spiritual yang sama dengan ibadah ritual yang kita lakukan.

Semoga bermanfaat

Referensi: I Love Monday by Arvan Pradiansyah

Repost dari

https://pindahanmultiply.wordpress.com/2013/11/10/bekerja-sebagai-bagian-dari-ibadah/

----------------------------------------------------

Berbagi tulisan kebaikan yang tersebar di dunia maya, terutama yang ada di aplikasi non WA seperti Telegram, Yaumi dll

Link undangan:

https://chat.whatsapp.com/D6Y3bREkqDn4zITpzrDTY2

Kunjungi blog admin di

http://nahar2710.blogspot.com/?m=1

Beberapa buku inspiratif rekomendasi kami:

Rahasia Magnet Rezeki Rp. 79k
Hijrah Rezeki Rp. 135k
Jackpot Rezeki Rp. 79k
Pesan CintaNya Rp. 149k
Melawan Kemustahilan 199k

Pemesanan klik: http://bit.ly/36seobN

Note: Group dibuat satu arah untuk kebaikan dan kenyamanan semua 

Rabu, 29 Januari 2020

Resah Akibat Korupsi Bensin

Dalam sebuah acara konsultasi keagamaan di sebuah radio swasta, ada telepon masuk untuk bertanya pada ustadz yang mengasuh acara tersebut. Penanya adalah seorang yang pernah berprofesi sebagai seorang supir yang bertugas membawa kendaraan majikannya. Sang penanya kini sudah memiliki sebuah rumah yang sederhana untuk ditempati bersama keluarganya. Namun, untuk memperoleh rumah tersebut, dia banyak melakukan "korupsi bensin", yaitu me-markup jumlah angka pembelian bensin atau membeli bensin kurang dari seharusnya. Jika dia minta anggaran untuk beli bensin 10 liter misalnya, dia hanya membeli 8 liter dan meminta bon kosong pada petugas SPBU.

Sekarang, dia merasa resah atas kecurangan yang dulu pernah dia lakukan. Dalam konsultasi tersebut, dia menanyakan hal itu pada ustadz pengasuh untuk mendapatkan solusinya. Ustadz pengasuh pun menyarankan agar si mantan supir itu meminta kerelaan mantan majikannya dan jika perlu mengganti kerugian yang dialaminya. Jika tidak, maka akan ada perhitungan yang berat di akhirat nanti terhadap kezaliman yang pernah dilakukan tersebut. Namun, jika dia sudah berusaha namun tidak bisa menemukan sang mantan majikan, maka Insya Allah dia sudah menebus kesalahannya dan bisa mengalihkan apa yang pernah dia selewangkan itu dalam bentuk sedekah kepada yang membutuhkan.

Beratnya penghidupan kadang membuat orang lupa dan gelap mata. Mereka seringkali menghalalkan cara apapun agar bisa memenuhi kebutuhannya dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Padahal, setiap kezaliman pasti akan menghancurkan keberkahan dalam hidup di dunia dan akan diperhitungkan seadil-adilnya di akhirat nanti. Teringat kembali akan perkataan seorang motivator yang kira-kira isinya, "Jaman sekarang memang susah mencari pekerjaan, namun lebih sulit lagi mencari orang yang sungguh-sungguh mau bekerja dan benar-benar dapat dipercaya saat melakukan pekerjaannya. Jaman sekarang memang susah mencari orang yang mau memodali usaha, namun lebih sulit lagi mencari orang yang benar-benar mau mengelola modal yang diberikan dengan amanah dan penuh integritas.

Selasa, 28 Januari 2020

Kebaikan

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar." 

(QS 4:114). 

Ketiga kebaikan yang disebutkan dalam surat seakan menjadi penawar atas tiga hal yang bisa membinasakan manusia, yaitu:

 "Tiga hal yang membinasakan : Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri." (HR. Thobroni). 

Kekikiran yang bisa membuat seseorang tercegah dari memberi dan membantu sesamanya bisa disembuhkan dengan sedekah, hawa nafsu yang mendorong orang berbuat munkar bisa dicegah dengan perbuatan-perbuatan makruf dan banyak konflik yang diakibatkan kekaguman orang akan diri sendiri bisa dicegah dengan memberi maaf dan memaafkan.

semoga bermanfaat