Hidup Tidak Mengenal Siaran Tunda
Sekedar Menuliskan Rekam Jejak Kehidupan yang semoga akan abadi dalam Kebaikan
Kamis, 06 Februari 2020
Antara Bekerja dan Beribadah
– I Love Monday by Arvan Pradiansyah
Dalam dunia yang serba materialistik ini, yang namanya bekerja dan beribadah seringkali ditempatkan di dua ujung yang sangat berjauhan. Ibadah, terutama ritual, dianggap sebagai sesuatu yang suci, jauh dan tinggi sementara pekerjaan yang bersifat duniawi seakan menjadi sesuatu yang profan dan sekuler. Tuhan hanya hadir di tempat ibadah dan tidak hadir saat kita bekerja mencari nafkah.
Padahal esensi bekerja adalah melayani orang lain sebaik mungkin dan melayani adalah sesuatu yang bersifat spiritual. Tingkat spiritualitas dalam bekerja melayani orang-orang yang membutuhkan kemampuan kita dengan sepenuh hati sama tingginya dengan spiritualitas saat beribadah pada Tuhan. Apalagi, jika pekerjaan itu memang sesuai dengan “calling” yang ada dalam diri kita, yang sesungguhnya merupakan skenario Tuhan bagi kehadiran diri kita di dunia ini.
Keindahan dalam hidup dan pekerjaan akan kita rasakan ketika kita tidak lagi mampu membedakan antara beribadah dan bekerja. Saat itulah, pekerjaan kita sama bermaknanya dengan beribadah secara ritual untuk menyembah langsung pada Yang Maha Kuasa. Tempat kerja bagi kita akan sama sucinya dengan tempat kita beribadah sehingga pekerjaan kita memiliki nilai spiritual yang sama dengan ibadah ritual yang kita lakukan.
Semoga bermanfaat
Referensi: I Love Monday by Arvan Pradiansyah
Repost dari
https://pindahanmultiply.wordpress.com/2013/11/10/bekerja-sebagai-bagian-dari-ibadah/
----------------------------------------------------
Berbagi tulisan kebaikan yang tersebar di dunia maya, terutama yang ada di aplikasi non WA seperti Telegram, Yaumi dll
Link undangan:
https://chat.whatsapp.com/D6Y3bREkqDn4zITpzrDTY2
Kunjungi blog admin di
http://nahar2710.blogspot.com/?m=1
Beberapa buku inspiratif rekomendasi kami:
Rahasia Magnet Rezeki Rp. 79k
Hijrah Rezeki Rp. 135k
Jackpot Rezeki Rp. 79k
Pesan CintaNya Rp. 149k
Melawan Kemustahilan 199k
Pemesanan klik: http://bit.ly/36seobN
Note: Group dibuat satu arah untuk kebaikan dan kenyamanan semua
Rabu, 29 Januari 2020
Resah Akibat Korupsi Bensin
Selasa, 28 Januari 2020
Kebaikan
Senin, 10 September 2018
Ego dan Narsisme
"People will forget what you say, people will forget what you do but people will NEVER forget how you made them FEEL".
Maya Angelou
Sesudah Narcissus terjatuh ke danau dan meninggal dunia, danau itu pun menangis dan airnya menjadi asin. Tumbuh-tumbuhan layu dan meranggas dan seluruh penghuni danau itu pun mati satu demi satu. Para peri hutan pun mendatangi sang danau dan bertanya "Wahai Danau, apakah kau menangisi kematian Narcissus?". "Tidak" jawab Danau. "Lalu apa yang membuatmu menangis?" tanya para peri hutan lebih lanjut. "Aku menangis karena aku tidak lagi bisa melihat keindahan diriku terpantulkan pada kedua bola matanya" jawab Danau.
Legenda Narcissus dan Danau yang merupakan bagian dari mitologi Yunani itu seakan menggambarkan betapa besarnya hasrat manusia untuk dianggap penting. Bahkan, Abraham Maslow menempatkan self actualization atau aktualisasi diri sebagai hierarki tertinggi dalam teorinya tentang motivasi.
Sudah menjadi fitrah bagi manusia untuk membuat dirinya merasa penting, disukai dan dibutuhkan. Sebagaimana Narcissus yang jatuh cinta pada bayangannya sendiri dan Danau yang menikmati keindahan dirinya di bola mata pemuda tersebut, begitu pulalah kiranya manusia menikmati sensasi puja dan puji dari sesamanya.
Di saat semua sirna, manusia pun terpuruk dalam jurang kehancuran yang tidak terhingga dalamnya. Kecewa, depresi dan putus asa pun menjadi teman sehari-hari dan bahkan ada yang sampai mengantar ke gerbang maut dengan cara bunuh diri. Nauzubillah min dzalik.
Legenda Narcissus dan Danau di atas memang sering dijadikan penggambaran tentang ego manusia.
Ego manusia bagaikan tanah liat yang dibakar hingga menjadi tembikar atau gerabah. Barang-barang dari tembikar memang terlihat kuat dan keras namun sesungguhnya rapuh. Tidak mengherankan jika kita mengunjungi toko yang menjual barang-barang seperti itu, kita seringkali melihat peringatan yang berbunyi "Pecah berarti Membeli". Demikian pula ego manusia, yang terlihat angkuh, keras dan arogan namun sesungguhnya rapuh dan mudah pecah berkeping-keping.
Materialisme dan hedonisme adalah api membakar ego tersebut hingga menjadi keras seperti tembikar dibakar dalam tungku. Maka, tidak mengherankan apabila ada manusia yang sangat sulit untuk memaafkan dan memperbaiki hubungan-hubungan yang telah rusak. Mereka sangat enggan menyambung kembali silaturahim yang terputus.
Jarang sekali ada manusia yang menyadari bahwa semua manusia itu penting. Tidak ada satupun manusia yang tercipta sia-sia sebagaimana dinyatakan oleh Sang Penciptanya "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Q.S. Ali Imran [3]: 191)".
Bahkan orang-orang paling kejam, jahat dan menjengkelkan pun sesungguhnya punya sesuatu untuk dipelajari.
Di balik setiap ego yang mengeras dan membatu tersebut terdapat perasaan yang lembut dan halus, yang menanti kedatangan dan sentuhan orang-orang yang tepat untuk membuatnya menyadari keindahan yang terdapat di dalamnya. Lagipula, meminjam motto dari sebuah komunitas Life Sharing (berbagi kisah kehidupan)bernama School of Life, "Jika setiap tempat adalah sekolah, maka semua orang adalah guru".
Semoga bermanfaat :)
Referensi:
Kecerdasan Ruhaniah, KH. Toto Tasmara,
Senin, 12 Maret 2018
Untung Ada Grab
Sesudah Isya, saya masih di kantor karena ada yg masih dikerjakan.
Yang jaga malem gak tahu saya masih di dalam. Pintu keluar gudang pun dikunci.
Akhirnya, saya pun terkunci di gudang gak bisa keluar. Karena keluarnya memang lewat gudang. Udah pintunya diketok ketok, tetap saja gak dibukakan. Akhirnya, saya ada ide panggil driver Grab. Selain untuk antar pulang, saya sekaligus minta tolong abang Grab buat manggil yang pegang kunci gudang.
Akhirnya, selamat deh sampe di rumah tanpa harus nginep di kantor.
Alhamdulillah
Kamis, 08 Juni 2017
[Ceramah Tarawih] Ramadhan Bulan Doa
Narasumber: Ustadz M. Arifin (IKADI)
Tanggal: 08 Juni 2017
Selain berpuasa dan memperbanyak ibadah lainnya seperti memperbayak tilawah Al Qur'an dan sholat - sholat sunnah, kita juga dianjurkan memperbanyak do'a.
Ada satu do'a yang sangat dianjurkan untuk sering dimohonkan di bulan yang penuh barakah ini yaitu do'a yang tercantum dalam Surat Ali Imron ayat 8 yang berbunyi:
(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)".
Surat Ali Imron (3) ayat 8
Do'a tersebut berisi dua permohonan penting yang sangat dibutuhkan manusia dalam mengarungi kehidupan dunia ini:
1. Permohonan agar dijaga dari kecondongan hati terhadap kesesatan sesudah diberi petunjuk
Orang-orang yang sudah menerima petunjuk dari Allah SWT dan sudah beriman tidak ada jaminan akan terus istiqomah dalam keimanan mereka. Ada saja orang-orang berimana yang kehilangan keyakinan dan iman mereka karena godaan dan ujian di dunia. Orang-orang yang memahami karakteristik dunia ini akan terus memohon ampunan dan berdo'a agar diteguhkan di jalan yang diridhoiNya, antara lain dengan do'a yang tercantum dalam ayat 8 surat Ali Imron di atas.
2. Permohonan agar dikarunia rahmat dari Yang Maha Memberi Karunia.
Rahmat Allah SWT adalah salah satu karunia terpenting yang dibutuhkan manusia. Orang yang saat sakaratul maut mendapatkan rahmat Allah SWT akan mendapatkan 4 keutamaan yaitu:
a. Diterima semua amal sholehnya
b. Diampuni semua dosanya
c. Diselamatkan dari adzab kubur dan siksa neraka
d. Dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan
Dalam hadis Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu disebutkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelematkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah” (HR. Muslim no. 2817).
Semoga bermanfaat
Selasa, 06 Juni 2017
[Repost Multiply] Waduk Pulomas Riwayatmu Dulu
Tentu saja judul di atas bukan hendak memelesetkan lagu keroncong yang terkenal ciptaan almarhum Gesang. Namun, itu lebih karena saya memang mempunyai kenangan yang cukup menyenangkan di waduk pulomas di daeah jakarta timur tersebut. Dulu waktu saya masih kecil sekitar dekade awal tahun 80an, saya suka ikut ibu ke kampus ASMI di Pulomas. Ibu saya saat itu masih kuliah di sana. Dalam perjalanan ke kampus dari jalan raya, kami naik becak untuk sampai ke kampus tersebut. Dalam perjalanan, saya senang melihat Waduk Pulomas yang airnya berkilauan ditimpa sinar matahari. Di seberang waduk, ada beberapa bangunan restoran panggung yang didirikan di waduk tersebut. Saya selalu memikirkan bangunan yang berdiri di atas danau tersebut.
Akhirnya, kami pun bisa mampir ke restoran yang bernama Lingkung Lembur itu. Restoran itu berada di area yang cukup luas dan asri. Pada waktu hendak makan, saya tentu saja memilih makan di salah satu bangunan yang berada di atas danau. Bangunan itu dihubungkan dengan daratan oleh sebuah jembatan kayu. Walaupun air danau tidak betul-betul jernih, namun saat itu polusi udara dan air belum separah sekarang, terbukti dengan kehadiran ribuan capung di sana. Capung-capung itu adalah salah satu indikasi kebersihan lingkungan, termasuk udara dan air. Demikian yang saya ketahui. Tanaman air eceng gondok menambah keindahan danau tersebut.
Saya sendiri terakhir kali menyambangi daerah itu beberapa tahun yang lalu. Karena sudah lama, saya agak lupa di mana restoran Lingkung Lembur itu berada. Saat bertanya pada tukang becak, si abang becak bertanya “maksudnya Restoran Parimas?”. Mungkin ya, pikir saya dalam hati. Lalu si abang mengantar saya ke restoran itu. Ternyata restoran tersebut bukanlah bangunan panggung di atas danau, namun merupakan bangunan biasa di atas tanah. Namun, restoran itu memang terletak dekat danau sehingga saya bisa melihat danau itu lagi. Karena memang tidak niat makan di restoran dan hanya ada uang untuk ongkos pulang saya tidak masuk restoran itu. Si abang becak melihat dengan heran saat saya tidak masuk ke restoran dan malah melihat-lihat danau.
Yang saya lihat saat itu adalah sebuah waduk atau danau dengan air yang tak lagi sebersih dulu. Walaupun dulu juga tidak terlalu jernih, namun sekarang lebih parah lagi. Dari jalan saya memandang ke arah tempat dulu pernah ada bangunan-bangunan panggung yang berfungsi sebagai restoran. Entah ada apa dengan restoran Lingkung Lembur itu saya tidak tahu, dan mungkin tidak akan pernah tahu. Saat itu yang ada di seberang adalah kawasan kumuh yang sering disebut Kampung Pedongkelan. Kawasan ini dari dulu sering dilanda berbagai macam masalah sosial, sebagaimana kawasan-kawasan kumuh lainnya di negeri tercinta Indonesia ini.
Danau itu sendiri sekarang seakan tidak berdaya untuk mencegah banjir di musim hujan. Padahal jika dikelola dengan baik, diperluas dan diperdalam tentu danau itu akan mampu memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitar. Selain jadi penampungan air hujan, juga bisa untuk rekreasi murah meriah bagi masyarakat. Namun, apabila keserakahan yang diperturutkan bukan tidak mungkin suatu saat akan jadi mall yang hanya bisa dinikmati kalangan menengah ke atas alias kaya. Semoga tidak akan menambah jumlah Mall yang sudah overdosis di ibukota nan sesak ini.
Manusia cenderung kurang atau bahkan tidak menghargai segala sesuatu yang melimpah. Kita semua pasti sepakat apabila dikatakan bahwa udara adalah sesuatu yang penting bagi kita. Namun, adakah diantara kita yang menyempatkan diri untuk bersyukur atas nikmat udara yang kita hirup sehari-hari Mirip dengan kisah klasik ajaran Zen. Ikan yang baru dimasukkan ke dalam sebuah kolam sangat bersyukur atas jernihnya air di kolam tersebut. tidak henti-hentinya dia mengucap syukur dan membicarakan kejernihan air di tempatnya yang baru itu. Namun, teman-temannya sesama ikan di kolam tersebut malah heran. Bahkan ada yang mengejek dan bertanya, apa tidak ada hal lain yang perlu dibicarakan? Demikian pula dengan banyak dari kita yang tinggal memutar tombol keran untuk mendapatkan air. Keprihatinan penampungan air seperti waduk Pulomas itu mungkin bahkan sama sekali tidak terpikirkan.
Air adalah unsur yang sangat penting bagi estetika sebagaimana dia juga penting untuk kehidupan. Tidak mengherankan Al Quran menggambarkan surga dengan frase ” … yang mengalir sungai-sungai di dalamnya”. Keindahan air di dunia ini saja sudah cukup mengagumkan apalagi yang ada di surga nanti. Semoga apabila kita berpartisipasi menjaga aliran air yang ada di muka bumi, kita akan dianugerahi air yang jauh lebih indah di sana nanti. Amiin
Semoga bermanfaat
(Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti dan memeriahkan Lomba menulis tentang air yang diselenggarakan ibu dokter Vina Revi)
sumber gambar:
Minggu, 04 Juni 2017
Rangkuman Kajian "Ramadhan Bulan Sedekah" Sedekah Harian Chapter Tangsel
Narasumber: Ustadz Afwan Riyadi
Sedekah dan infaq di jalan Allah merupakan amal sholeh yang sangat mulia dan sangat besar ganjarannya, terlebih lagi jika amalan tersebut dilaksanakan secara kontinu atau berketerusan, meski hanya sedikit. Jadi, jika ada orang yang bersedekah hanya 1000 rupiah setiap hari, dia lebih baik daripada orang yang sedekah sekali banyak namun sesekali saja.
”Amalan yang rutin (kontinu), walaupun sedikit.” (HR. Muslim no. 782)
Bahkan, sedekah seseorang yang sedang kekurangan lebih besar nilai pahalanya daripada sedekah yang dikeluarkan orang yang sedang berkecukupan meski jumlahnya secara materi lebih besar.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham“. Lalu ada yang bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau jelaskan, “Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan. Ada pula seseorang memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham untuk disedekahkan.” (HR. An Nasai no. 2527 dan Imam Ahmad 2: 379. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Keutamaan sedekah disebutkan dalam ayat-ayat berikut ini:
“Hai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan akan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.” (Qs.Shaff:10-11)
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka”. (At Taubáh: 111)
"Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Al Hasyr: 9)
Namun, karena banyak orang yang masih enggan bersedekah, ada juga ayat yang mengandung paksaan dan peringatan agar orang - orang tersebut bersedia mengeluarkan hartanya di jalan yang diridhoi Allah SWT separti ayat berikut:
Al Munafiqun: 9 - 11
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.” Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Meskipun demikian, Allah juga Maha Lembut hingga menyebut infaq di jalanNya sebagai "pinjaman", sebagaimana tersebut dalam ayat-ayat sebagai berikut:
At Tahaghabun: 17
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya Dia melipat gandakan (balasan) untukmu dengan mengampuni kami. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun.” (Qs. At Taghaabun: 17)
"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan." (Al Baqarah: 245)
Kesimpulan: mari memperbanyak dan merutinkan sedekah
Kamis, 01 Juni 2017
Rangkuman ceramah tarawih Masjid Khusnul Khatimah, CPM Guntur, Jakarta Selatan
Penyebab orang jauh dari ketaqwaan kepada Allah SWT ada 3
1. Jaahil (bodoh):
Kebodohon yang dapat menjauhkan orang dari ketaqwaan dibagi menjadi tiga bagian:
1.a: Jaahil dalam aqidah (tidak mengenal Allah SWT dan sifat2Nya)
1.b: jaahil dalam hal syariat (ibadah, muamalah dll)
1.c: jaahil dalma hal akhlaqul karimah (berakhlak buruk, emosional, kurang sabar)
2. Lemah Iman:
contoh orang yang lemah iman antara lain orang yang lebih mempercayai akal pikiran atau bahkan minta tolong pada dukun/orang "pintar" saat menghadapi ujian kehidupan.
3. Panjang angan-angan duniawi:
Kehidupan di dunia singkat dan terbatas maka tidak layak seorang mukmin memiliki angan2 duniawi terlalu berlebihan. Bukan tidak boleh punya mimpi, namun harus disesuaikan dengan kemampuan dan keimanan.
----
Ikutan yuk suppport acara #BUKBERakbarPAY2017 bersama 1500 yatim dhuafa yang Insyaa Allah akan diselenggarakan pada 11 Juni 2017 di TMII
Buat yang mau support donasi bisa transfer ke rekening-rekening di bawah ini ya:
- Muamalat [kode bank 147] 330.000.6071
- Syariah Mandiri [kode bank 451] 7060989189
- MANDIRI [kode bank 008] 1180022288996
- BRI [kode bank 002] 2045 01 0000 85303
- BNI [kode bank 009] 0272481794
- BCA [kode bank 014] 6380400888
an. Yayasan Pecinta Anak Yatim & Doeafa Indonesia Tercinta
Jangan lupa cantumkan kode unik 333 pada setiap donasi. Contoh : Rp 1.000.333
Konfirmasikan donasi kamu ke 0821.2229.2094
Untuk yang mau tanya-tanya info acara atau support Souvenir dalam bentuk uang dan paket alat tulis bisa menghubungi kakak-kakak:
Kak Anindya 083875804912
Kak Aas 085692652966
"Bukber Akbar PAY 2017, Generasi Hebat Bermartabat"
#BUKBERakbarPAY2017
#PecintaAnakYatim
#BuatMerekaTersenyum
#LaskarLangit
Senin, 23 Januari 2017
[Transkrip] 7 Langkah Menuju Keajaiban
Tema: "7 Langkah Menuju Keajaiban"
1. Menyadari adanya "Perisai Rezeki" berupa dosa dan kesalahan. Semua anak Adam berdosa dan melakukan kesalahan dan sebaik-baik manusia berdosa adalah yang bertaubat.
(dengarkan materi audio Konsep Dasar Magnet Rezeki, Law of Projection, Jendela Buram, Jeruk Nipis)
2. Mengikis "Perisai Rezeki" dengan jalan taubat nasuha. Ada yang sadar sendiri namun ada juga yang bertaubat karena bantuan atau teguran orang lain. Banyak orang tidak berhasil melalui jalan pertaubatan ini. Mereka enggan bertaubat dan merendahkan diri kepada Allah SWT karena masih dikuasai dan diperbudak ego dan hawa nafsu. Perisai Rezeki sendiri ada bermacam-macam salah satunya adalah kata-kata yang kasar dan pikiran yang negatif. Pikiran dan kata adalah doa yang akan kembali kepada yang mengucapkan.
(dengarkan materi audio Perisai Rezeki, Ilmu Garpu Tala, Cermin Ajaib)
3. Masuk dengan rendah diri ke dalam "Goa Keajaiban". Nabi Yunus AS meninggalkan umatnya, Allah SWT paksa beliau masuk ke dalam "Goa Keajaiban" berupa makhluk laut raksasa. Goa Keajaiban dijadikan kurikulum dalam pelajaran menggapai keajaiban. Kisah dalam surat Al Kahfi (Goa) diakhiri dengan kisah Raja Dzulkarnain yang kekuasaannya membentang dari Timur ke Barat. Goa Keajaiban bagi umat Islam saat ini adalah majelis ilmu, masjid, sholat di tengah malam, membaca al Qur'an dan lain sebagainya.
(dengarkan materi audio Goa Keajaiban bagian 1, 2 dan 3)
4. Menjalani proses detoksifikasi dengan sebaik-baiknya. Dalam proses detoks rezeki, seringkali kita tidak dapat rezeki, dihina orang, hilang kemuliaan dan harga diri atau bahkan harta benda. Ada juga yang mendapatkan penyakit, masuk penjara dan lain sebagainya. Banyak yang tidak siap dengan proses pembersihan seperti ini sehingga harus mengulang proses ini dari awal lagi.
(dengarkan materi audio Detoks Rezeki, Rezeki Gratis)
5. Menghadapi Ujian yang terjadi selama Proses Detoks dengan sabar. Ujian seringkali berupa test kejujuran atau ujian berharap pada manusia.
(dengarkan materi audio Detoks Rezeki, Cermin Ajaib)
6. Memuliakan dan Membahagiakan orang lain. Jika rezeki ikan ada di terumbu karang, rezeki jerapah ada di pucuk pohon yang tinggi dan rezeki monyet adanya di pohon pisang, maka rezeki manusia ada di kemuliaan dan kebahagiaan orang lain. Membahagiakan dan memuliakan orang lain akan membuat pintu rezeki terbuka dan rezeki datang secara ajaib, seringkali tanpa disangka-sangka.
(dengarkan materi audio Merawat Terumbu Karang, Rahasia Keajaiban, Disiplin Kata, Leverage Rezeki, Garis Kebenaran bagian 1 dan 2, Jodoh Terbaik, Sakinah Selamanya)
7. Terjadi Keajaiban sebagai anugerah dari Allah SWT.
(dengarkan materi Puncak Keajaiban dan 7 Langkah Menuju Keajaiban)
Semoga bermanfaat
Selengkapnya bisa di-download di
telegram.me/rahasiamagnetrezeki
telegram.me/audiomagnetrezeki
Senin, 06 Juni 2016
[Resensi Film] Warcraft:The Beginning
Bangsa Orc hendak mencari hunian baru karena dunia lama mereka, Draenor, telah rusak parah lingkungannya. Bangsa petarung yang buas itu akhirnya memilih Azeroth sebagai teMpat tinggal yang baru bagi kelangsungan hidup mereka. Satu-satunya cara untuk pergi ke sana adalah dengan melalui portal ajaib yang disebut Dark Portal. Namun, Dark Portal hanya bisa diaktifkan dengan Fel Magic, sihir terlarang yang paling kuat dan mengerikan, yang hanya bisa diaktifkan dengan energi kehidupan / life force yang ada pada tubuh makhluk hidup. Satu-satunya yang bisa melaksanakan rencana gila itu hanya Gul'dan si penyihir.
Akhirnya, pada saat yang disepakati bersama, berangkatlah bangsa Orc dari seluruh suku yang ada secara berbondong-bondong ke tempat di mana Dark Portal berada. Mereka membawa banyak sekali tawanan untuk dijadikan tumbal aktivasi Dark Portal. Sebelum ritual aktivasi dimulai, Gul'dan mengumumkan bahwa karena kurangnya tawanan, kekuatan portal hanya bisa digunakan untuk membawa sebagian kecil dari bangsa Orc yang ada. Namun, Gul'dan yakin bahwa kelompok yang berangkat akan mampu mengumpulkan cukup banyak tawanan untuk dijadikan tumbal. Gul'dan berjanji akan membuka portal dari sisi seberang dan membawa seluruh anggota Horde ke Azeroth.
Demikian sekilas adegan pembuka dari film Warcraft: The Beginning yang diadaptasi dari serial video games dengan judul serupa. Tema sentraL film ini juga serupa dengan video games yang diadaptasi, yaitu pertempuran antara manusia dan para sekutu mereka melawan Orc. Meski demikian, terlalu simplistik jika dikatakan bahwa pihak manusia dan sekutunya adalah jagoan sementara pihak Orc dianggap penjahat. Bahkan, yang membuat film ini jadi menarik justru konflik internal yang terjadi pada masing-masing pihak. Tidak semua Orc menyetujui ambisi gila Gul'dan si penyihir menjajah Azeroth. Demikian pula di pihak manusia, ada juga diantara mereka yang berbeda pendapat hingga satu sama lain berseteru.
Film ini bisa dibilang film pertama yang menampilkan Orc sebagai bangsa yang juga memiliki tradisi dan peradaban. Orc tidak lagi ditampilkan sebagai makhluk brutal yang tak lebih dari binatang buas, yang bisa dijadikan prajurit bagi para tokoh jahat sebagaimana pernah ditampilkan dalam film film Lord of The Ring. Bagi Orc sejati, tradisi dan kehormatan adalah segala-galanya. Maka, tidak mudah bagi Gul'dan si penyihir untuk memanipulasi mereka. Terkadang terjadi benturan dan konflik akibat cara-cara pragmatis yang digunakan Gul'dan yang ambisius dengan kalangan Orc yang masih teguh memegang tradisi dan kehormatan seperti Durotan, kepala suku Frostwolf dan sahabatnya, Orgrim Doohammer. Terlebih lagi ketika Durotan mengetahui bahwa penyebab hancurnya kampung halaman Orc, Draenor, adalah karena penggunaan Fel Magic.
Para gamers yang pernah memainkan games dari serial Mortal Kombat mungkin akan mengenali sihir yang serupa dengan Fel Magic yang digunakan Gul'dan. Salah satu tokoh yang menggunakan sihir yang bisa digunakan untuk memanipulasi energi kehidupan / life force ini adalah Shang Tsung. Adegan penghisapan life force yang dilakukan Shang Tsung, baik di games Mortal Kombat maupun filmnya, serupa dengan yang dilakukan Gul'dan di film Warcraft ini. life force atau energi kehidupan itu sendiri telah dikenal dengan berbagai macam nama diantaranya, prana, chi, qi, ki, ruach, soul dan lain sebagainya. Sihir serupa juga ditampilkan dalam serial novel Death Gate Cycle, di mana manusia dari ras Sartan menggunakan sihir Necromancy untuk membangkitkan saudara - saudara mereka yang sudah meninggal untuk dipekerjakan di pertambangan. Akibat penggunaan terlarang itu, banyak Sartan yang mati mendadak secara misterius.
Last but not least, ada yang mengatakan bahwa film-film seperti ini merupakan visualisasi Perang Akhir Zaman yang akan terjadi menjelang kiamat nanti. Munculnya Orc dari Dark Portal, bagi sebagian orang, adalah visualisasi kedatangan Ya'juj dan Ma'juj setelah tembok yang menghalangi mereka dengan dunia manusia runtuh. Benar atau tidak persangkaan tersebut, kita mungkin hanya bisa berkata .. wallahu'alam
Semoga bermanfaat
Minggu, 04 Januari 2015
Test Blogging di Smartphone
Yang namanya smartphone tentu berbeda dari hand phone biasa. Selain bias untuk menelepon dan SMS, ternyata banyak feature lain yang bisa dioptimalkan.
Salah satunya ya blogging. Jadi selain bisa menulis di FB alias bikin status, kita juga bisa nge-blog di HP.
Meskipun demikian, saya sih tetap lebih nyaman ngeblog di komputer. Gak tahu kalau yg lain :D
Senin, 10 November 2014
Yang Penting Kuantitas, Bukan Kualitas
Kalau tidak salah, zaman dahulu saat saya masih kecil, nonton TV harus bayar iuran. Maklum, waktu itu yang ada hanya TVRI, TV Swasta belum tayang. Sehingga, seingat saya, yang namanya TV masih belum ada iklannya. Lalu, sekitar akhir dekade 80an dan awal 90an, mulailah TV Swasta bermnuculan satu demi satu. Meskipun ada iurannya juga, dan lumayan mahal, tv swasta itu juga menayangkan iklan di sela-sela tayangannya. Sehingga, kadang kenikmatan menonton seringkali terganggu lantaran iklan-iklan yang berseliweran di layar kaca tersebut. Bahkan, akhirnya iuran TV swasta pun tidak ada lagi. Konsekwensinya, semua pemasukan stasiun TV swasta itu pun hanya dari iklan-iklan yang ditayangkan.
Namun, karena harus mengejar rating, maka acara-acara tv swasta pun makin aneh bin ajaib. Mengejar sensasi, lupa akan esensi, menguber kuantitas lupa akan kualitas. Efek suatu tayangan pada moralitas, apalagi akidah para pemirsanya, terutama mereka yang masih di bawah umur, tidak lagi penting untuk dipertimbangkan. Mungkin diantara kita masih ingat tayangan gulat ala Smackdown yang menyebabkan tewasnya beberapa anak buah hati orang tuanya? Atau tayangan-tayangan variety show dan sinetron yang sama sekali tidak mendidik dan hanya terkesan cari sensasi?. Ditambah lagi tayangan gossip infotainment yang tidak henti-hentinya mengekspos sensasi para selebritis, termasuk gaya hidup mewah dan kehidupan pribadi mereka? Termasuk pula pernikahan beberapa selebritis dengan biaya yang sangat fantastis di tengah kemeleraatan dan kemiskinan yang masih membelenggu dan membebani sebagian masyarakat kita.
Teringat kembali perkataan Arswendo Atmowiloto yang mengatakan kalau TV itu yang penting kuantitas, bukan kualitas. Saya sendiri lupa di acara apa dia bicara seperti itu, tapi pada intinya TV itu tidak mementingkan karakter, latar belakang, tingkat pendidikan maupun embel-embel lainnya. Yang penting penontonnya banyak, rating iklannya tinggi dan akhirnya memberikan banyak keuntungan finansial pada stasiun TV yang menayangkan acara tersebut. Apapun alasan atau pembenaran yang diberikan, keuntungan finansial adalah tujuan utamanya.
Tentu tidak semua tayangan TV jelek, masih ada sedikit yang berguna dan bermanfaat, namun sayang ratingnya kurang memadai sehingga tidak diprioritaskan untuk bisa tayang pada jam-jam "prime time". Sangat disayangkan memang.
Perlu disyukuri, sebagaimana seringkali saya pantau di jejaring sosial seperti Facebook, banyak penggunanya yang mengatakan bahwa mereka sudah tidak punya TV lagi di rumahnya. Mereka yang masih punya TV pun sudah mulai membatasi penggunaan "kotak ajaib" tersebut. Hal-hal tersebut, walau masih belum terlalu besar dampaknya bagi masyarakat, sudah harus disyukuri dan diberi apresiasi serta dukungan yang memadai. Semoga di masa mendatang, akan makin banyak orang yang menyadari dampak negatif dari "kotak ajaib" bernama televisi itu dan bisa meminimalisirnya.